Pemerintah Sosialisasikan Kajian Potensi Manfaat Sertifikasi ISPO Bagi Pekebun

Diterbitkan : 09 Desember 2021

Pada Selasa 7 Desember 2021 lalu, Sekretariat Tim Pelaksana RAN KSB dengan dukungan UNDP SPOI melaksanakan sosialisasi kajian potensi manfaat sertifikasi ISPO bagi pekebun secara daring.

Sejak 2011 pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Upaya ini terjadi karena adanya harapan dari pemerhati lingkungan supaya manfaat ekonomi yang telah diberikan oleh industri kelapa sawit tidak mengorbankan kepentingan sosial dan kualitas lingkungan. Produsen hanya dapat menjaga kepentingan sosial dan kualitas lingkungan jika industri tersebut tetap menguntungkan sehingga keseimbangan antara ketiga aspek tersebut sangat penting bagi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit.

Untuk mendorong percepatan implementasi kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia, Pemerintah menerbitkan beberapa peraturan. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Pertanian No. 38/2020 yang memperbarui kebijakan sertifikasi ISPO yang telah disahkan sejak 2011, demikian kata Ketua Sekretariat Tim Pelaksana Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB), Ir. Dedi Junaedi, M.Sc.

Sekretariat tim komite ISPO juga akan melakukan evaluasi dari implementasi sertifikasi ISPO dengan payung hukum Peraturan Presiden No. 44/2020. Dedi juga menyebutkan bahwa saat ini sertifikasi sudah menjadi mandatori atau wajib bagi semua pelaku usaha perkebunan, seperti perkebunan korporasi, baik perkebunan besar swasta atau milik negara.

Namun, kenyataannya sampai dengan kuartal pertama tahun 2020, baru sekitar 0,19% perkebunan kelapa sawit rakyat yang telah memperoleh sertifikasi ISPO. Di tahun 2025, target sertifikasi 1 juta pekebun kelapa sawit menjadi tantangan dan menambah kompleksitas permasalahan, mengingat program yang sama tidak dapat diberlakukan untuk seluruh pekebun.

Biaya sertifikasi yang cukup mahal, terutama bagi pekebun rakyat dengan pendapatan yang relatif rendah dan luas lahan yang jauh di bawah skala minimum. Sementara itu, keberterimaan sertifikasi ISPO oleh kalangan pembeli masih merupakan hal yang diperjuangkan di bawah koordinasi pemerintah, terlebih lagi jika diperlukan adanya harga premium bagi tambahan biaya dan usaha sertifikasi tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang sistematis berdasarkan kondisi empiris guna mencapai target yang direncanakan.

Kajian studi kali ini dilaksanakan dalam rangka mengeksplorasi potensi manfaat (atau insentif) yang dapat diperoleh pekebun sebagai dampak positif dari sertifikasi ISPO. Hasil kajian ini berupa ringkasan kebijakan yang diharapkan dapat menjadi masukan dan rekomendasi bagi pemerintah, perusahaan, mitra pembangunan, dan multipihak lainnya dalam menggalang dukungan terhadap pekebun kelapa sawit guna percepatan sertifikasi ISPO. Oleh karena itu hasil kajian ini perlu disebarluaskan kepada pihak-pihak terkait melalui pertemuan sosialisasi.

"Mandatori pelaksanaan sertifikasi ISPO menjadi langkah penting karena dari tahun 1980 sampai 2020 banyak terjadi perubahan. Sekarang ini jumlah pekebun meningkat hampir mencapai 42% dari total seluruh 13 juta hektar. Artinya ketika ada perubahan pada kelompok pekebun sawit rakyat, maka itu akan menjadi perubahan signifikan bagi seluruh industri sawit di Indonesia", jelas Dr. Diana Chalil dari Consortium Studies on Smallholder Palm Oil Universitas Sumatera Utara.

Kajian insentif ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu studi literatur (desk study) dan konsultasi melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara. Studi literatur dilakukan terhadap serangkaian kajian yang telah ada sebelumnya dari situs web institusi yang relevan. FGD dan wawancara dilakukan pada stakeholders yang terkait dengan proses sertifikasi.

Baik studi literatur dan konsultasi stakeholders menghasilkan informasi mengenai karakteristik pekebun, kesenjangan kondisi existing performa pekebun dengan kondisi yang harus dipenuhi dalam kriteria ISPO, potensi manfaat/benefit jika pekebun dapat memperoleh sertifikasi dan kendala yang dihadapi.

Salah satu temuan studi dalam hal karakteristik dan performa pekebun, secara umum pekebun plasma dan eks plasma lebih memiliki kerapian dalam hal status lahan serta penggunaan bibit bersertifikat, namun produktivitas tanamannya lebih rendah dan harga jual cukup tinggi.

Manfaat langsung sertifikasi ISPO bagi pekebun dalam temuan studi ini diantaranya yaitu perbaikan legalitas, peningkatan transparansi melalui penyediaan data, perbaikan administrasi yang mencakup dokumen kepemilikan lahan, dokumentasi SOP dan pencatatan. Kemudian manfaat tidak langsungnya seperti: produktivitas tanaman tersertifikasi relatif lebih tinggi, dan harga relatif lebih tinggi. Namun demikian, income pekebun ada yang relatif lebih rendah karena belum lama tersertifikasi serta produktivitas dan harga belum  terealisasi.

Kajian tersebut turut mengidentifikasi beberapa kendala dan alternatif solusi. Salah satunya pembiayaan yang merupakan aspek penting yang dapat menentukan kelancaran target sertifikasi bagi pekebun. Selain itu, terdapat kendala lain yang juga cukup berpengaruh mulai dari rendahnya pemahaman pekebun dan stakeholders yang menganggap ISPO bukan sebuah mandatori, rendahnya kompetensi pekebun menyiapkan dokumen, rendahnya kelembagaan, rendahnya kemitraan, dan rendahnya penerimaan pasar.

Berdasarkan hasil kajian, implementasi sertifikasi ISPO bagi pekebun perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan melibatkan semua stakeholder. Rekomendasi penting yang dihasilkan dari kajian tersebut adalah pendataan dan pemetaan untuk penyusunan rencana yang terukur, perencanaan bertahap, dan pelibatan seluruh stakeholder. Dalam hal kemandirian pekebun untuk keberlanjutan sertifikasi ISPO, maka perlu ada supporting system yang baik dari pusat sampai kabupaten.

Kegiatan sosialisasi kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada para pihak dalam rangka memberikan dukungan bagi percepatan Sertifikasi ISPO terhadap pekebun.

-----

Anda dapat mengakses hasil kajian di atas pada tautan https://bit.ly/ISPOBenefits serta menonton kembali rekamannya pada tautan https://youtu.be/TS76nmPkz34

Lihat Berita Lainnya